Ketua Umum Pro Jokowi, Budi Arie Setiadi, tengah berusaha menavigasi masa depan organisasinya dengan hati-hati. Ia menyatakan bahwa keputusan untuk menjadikan Projo sebagai partai politik tidak hanya bergantung pada keputusan elite, melainkan juga melibatkan suara banyak orang.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di kediamannya di Solo, Budi Arie menjelaskan pentingnya mendengarkan pendapat dari anggota organisasi. Ia mengisyaratkan bahwa keputusan ini akan melibatkan banyak pihak dan akan diumumkan dalam waktu dekat.
“Oh, tunggu saja nanti keputusan banyak orang,” ucap Budi Arie, menegaskan pentingnya proses demokrasi dalam mengambil keputusan penting untuk organisasi.
Rencana Kongres Ketiga Projo dan Arahan Presiden
Projo akan menggelar Kongres Ketiga pada tanggal 1 hingga 2 November 2025. Dalam khidmat tersebut, Budi Arie bertujuan untuk menyampaikan undangan kepada Presiden Jokowi sekaligus meminta arahan untuk organisasi ke depan. Keterlibatan Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina diharapkan dapat memberikan panduan berharga.
“Pak Jokowi, sebagai Ketua Dewan Pembina Projo, kami minta untuk hadir dan membuka Kongres Ketiga Projo,” katanya. Ini menunjukkan betapa besar harapan Projo terhadap kehadiran dan dukungan presiden dalam menentukan arah mereka.
Sekjen Projo, Handoko, menjelaskan bahwa kongres ini akan menjadi forum tertinggi bagi organisasi, di mana keputusan strategis akan ditentukan. “Semua keputusan diambil berdasarkan deliberasi dan musyawarah di kongres,” tambahnya.
Isu Perubahan Status Projo dan Pertimbangan Jokowi
Isu tentang kemungkinan Projo berubah menjadi partai politik mulai mencuat setelah Pemilu 2024 selesai. Terdapat perdebatan di kalangan anggota Projo mengenai apa langkah terbaik ke depan. Beberapa anggota merasa bahwa menjadi partai politik dapat memberikan kekuatan yang lebih besar dan representasi yang lebih baik.
Saat ini, Jokowi masih mempertimbangkan beberapa opsi, termasuk bergabung dengan partai yang sudah ada, mendirikan partai baru, atau mempertahankan Projo sebagai organisasi independen di luar sistem partai. Hal ini mencerminkan kompleksitas situasi politik saat ini.
Sementara itu, meskipun Jokowi terang-terangan mendukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, anaknya, ia belum mengambil langkah untuk terlibat dalam kepengurusan PSI. Ini menunjukkan bahwa Jokowi ingin memastikan posisi yang tepat sebelum membuat keputusan yang lebih jauh.
Pentingnya Keputusan Bersama dalam Projo
Keputusan mengenai status Projo tidak hanya menjadi tanggung jawab Budi Arie maupun Jokowi, tetapi juga melibatkan seluruh anggota organisasi. Diperlukan diskusi mendalam dan partisipasi aktif dari semua lapisan anggota untuk menentukan arah yang paling sesuai. Ini merupakan prinsip dasar demokrasi yang harus dijunjung tinggi.
Dalam konteks ini, kongres yang akan datang menjadi sangat strategis. Handoko mengungkapkan bahwa tujuan kongres adalah untuk menyusun agenda lima tahun ke depan, memastikan visi misi organisasi tetap relevan dan sesuai dengan dinamika politik yang ada.
Tentunya, keputusan ini akan memiliki dampak jangka panjang terhadap keberlangsungan dan pengaruh Projo dalam politik Indonesia. Banyak yang mengharapkan bahwa dengan keputusan yang matang, Projo dapat berkontribusi lebih dalam membangun bangsa.
